Monday, September 7, 2009

Hari Itu 10 Tahun yang Lalu

Dahulu, semasa menyantri di Gontor, saya tidak menyangka akan bisa keluar dengan utuh. Saat itu saya bahkan sering berpikir betapa lamanya menyantri di pondok. Berapa tahun lagi saya bakal lulus dari penjara suci ini? Setahunkah, dua tahunkah, atau bahkan tiga tahun. Sungguh saya tidak benar-benar bisa memastikan hal tersebut, sama seperti hari itu. Ahad, 6 September 2009. hari  ketika saya sadar, bahwa ternyata sudah lebih dari 10 tahun saya telah lulus dan menyandang predikat alumnus. Waktu benar-benar ajaib.

Bermula dari kumpul-kumpul kecil sesama alumni yang tinggal di daerah Jabodetabek, tercetuslah ide untuk mengadakan kumpul bersama angkatan 99, bluegeneration. Sebagai shahibul bait Asfriyansyah merelakan ruang keluarganya di bilangan Kali Malang digunakan sebagai tempat tajammu' bagi 20 orang semarhalah. Tidak terlalu banyak, karena memang ini hanya reuni kecil-kecilan saja. Meskipun demikian, bukan berarti kumpul-kumpul ini tanpa makna. Bagi saya, setelah satu dekade tidak pernah bertemu, bersenda gurau, dan tertawa dalam satu momen khusus, pertemuan ini rasanya seperti meneguk air segar di gurun yang tandus. Inspiring.

Sebagaimana lazimnya pertemuan di bulan Ramadhan, acara ini di awali dengan buka puasa bersama yang kemudian dilanjutkan dengan shalat Maghrib berjamaah. Usai shalat, kami pun menyantap nasi bungkus plus bebek goreng dengan sambal pedas yang rasanya kok mirip-mirip dengan shalathah rahah di pondok dulu. Super duper hot!!! kejutan menarik, karena setelah itu suasana memang semakin akrab saja. Saling bertukar pikiran, tentang pekerjaan, status nikah, hingga kawan-kawan yang belum sempat bertemu.

Satu berita sedih, kawan lama Saadi telah berpulang ke rahmatullah, semoga amal perbuatannya diterima di sisiNya. Kawan yang kini tengah mengalami musibah sakit keras A. Furqon, semoga Allah meringankan penyakit dan memberikan kesembuhan bagi dirinya. Demikian pula mereka yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu dari anggota marhalah ini, semoga Allah selalu bersama dan menjaga mereka di dunia dan akhirat.

Wal ahammu, al-baqiyuna al-shalihuna min hadzihi al-marhalah, semoga bisa menyusul mereka yang lebih dahulu telah membina keluarga, amin.. Semoga sepuluh tahun lagi, kalau Allah berkenan, kita bisa berkumpul bersama dengan jumlah yang sepuluh kali lebih banyak, suasana yang sepuluh kali lebih meriah, dan kekacauan yang sepuluh kali lebih ramai karena banyak anak-anak kecil yang berlarian ke sana kemari sedang orang tua mereka sibuk tajammu' bersama. Hehe...

FYI, insya Allah, program kumpul bersama ini akan dilangsungkan lebih rutin, sekitar tiga bulan sekali. Bagi yang ingin gabung, bisa menghubungi saudara Jamiluddin atau bergabung di milis  BlueGeneration_699@yahoogroups.com dan forum Facebook.

Ayo bluegeneration99, bisa!

Saturday, May 16, 2009

Come to FB!

Ini tempat bergaul di FB bagi kawankawan marhalah 699:



Maaf Saya baru tahu sekarang



Wow Aqidah & Filsafat!



Another Blues



Thursday, February 19, 2009

My Statistics at Gontor

Ini tulisan yang saya buat pada Agustus Tahun Lalu. Untuk perkenalan kembali, saya muat lagi di blog ini.

Bulan puasa 2 hari lagi, jadi kangen bertandang ke Gontor. Padahal sewaktu di sana rasanya seperti neraka, setiap hari pasti ada masalah. Sekarang, genap 8 tahun tidak bersua, rindu rasanya berebutan kamar mandi, makan Indomie di ember (baru tahu kalau orang luar menganggap itu jorok), sport jantung menjelang lonceng pergi ke masjid, ngumpet di kamar karena tidak shalat jama'ah, atau bersepeda ontel dengan gagah (jujur saja di luar sana tidak pernah saya dapatin orang naik sepeda ontel
dengan sangat bangganya, maklum di Gontor yang naik kan orang berjas
rapi dengan sarung yang disetrika sampai licin, punya tongkat keramat
dan senter yang membutakan mata - untuk interogasi!).

Just to fulfill my miss, here you are my statistics selama mondok di Gontor:
  1. Nama: Himawan Pridityo
  2. Consulat: Kars Jakarta
  3. Origin:Shigor (sepertinya ditakdirkan begitu, karena semenjak a'dho sampai mudabbir Qism Lughah di rayon shigor terus sih. Hasilnya lumayan bagus, jadi ga pernah kenal sama rokok, he..)
  4. Affiliation: ITQAN (di sini nih belajar diskusi, mengetik10 jari, bikin mading, masarin Afkari -yang ini ga punya andil besar, cuma numpang nama saja, buat majalah ITQAN. Eh, ada yang ingat tidak kepanjangan dari ITQAN? Sudah lupa nih)
  5. Pengabdian: Darul Ma'rifat Kediri, jaga WARTEL -tempat paling tentram sepondok, bisa jalan-jalan ke Malang, bisa ketemu cewek lagi (kalau ga salah sampai ada yang kirimin surat cinta segala), sekarang sih biasa aja-, bikin bulletin tahunan -ini percobaan murni, dan sepertinya ga ada yang ikut jejak saya dalam buat bulletin yang rada aneh seperti tahun1999. Yess! Originally absurd.
  6. Karir guru: Mengajar Matematika, Bahasa Indonesia & Fisika! (ya ampun, perasaan juga itu mata pelajaran yang saya benci, anehnya bisa juga ya. Pengecualian untuk Matematika, anak-anak kelas 1 exp. itu pinter-pinter, jadi enak ngajarnya. beda dengan anak kelas 2 yang... susah sekali! akhirnya malah ngajar filsafat deh (Dunia Sophie tuh memang penuh inspirasi))

Main list

  1. Dibotak: 0 (sebenarnya saya hampir saja dibotak karena tidak shalat Tarawih di masjid, tapi beruntunglah jadi mantan anggota Seksi Kantin Pelajar OPPM, punya banyak kantor untuk sembunyi dan bayak kesempatan untuk tidak hadir di pengadilan bawah masjid -nih pengadilan paling menyeramkan yang ada di pondok)
  2. Kelas B: 2 (1KPA, 3G, 4B,5B, 6C - Masuk kelas B sebenarnya bukan jaminan mapan kok, jadi ga usahkhawatir. Yang jelas, di kelas ini banyak orang berbakat, dan untukmembuktikannya paling tidak harus tunggu 15 tahun lagi. Hm.. berarti tinggal 7 tahun lagi nih. kita lihat saja)
  3. Masuk mahkamah: 12 (bukan angka pasti, tapi rata-rata lah per tahun selama jadi a'dho)
  4. Kenatampar: 6 (juga bukan angka pasti, yang pasti tamparan paling keras itu datang dari Bag. Keamanan. Shitt!!.. Untung sekarang sudah dihapuskan)
  5. Kehilangan sandal: 28 (kalau seperti ini benar-benar sial)
  6. Kehilangan Pakaian: 7 (heran juga ada yang mau ambil pakaian saya)
  7. Jadi manager: 4 (pertama bag. Penggerak Bahasa, kedua bag. Kantin Pelajar, ketiga bag. Kebersihan (nih pas Ramadhan, jadi maskot lagi), Keempat, bag. Perpustakaan Pelajar (paling enjoy, ga ada kerjaan, punya kantor sendiri, dan pas Syawwal! jadi bisa makan di kamar)
  8. Rayon: 4 (Gedung Baru Shigor, Indonesia 4 (banyak premannya, anaknya agak nakal), Saudi III (nih sudah senior, tenang), trus balik lagi ke GBS (lumayan, satu-satunya anak kelas VI yang tinggal di rayon tersebut, sampai ada insiden. Tapi ga pindah ko, cuma numpang tidur dan mandi aja di ITQAN)
  9. Pramuka: POT ? (Yang ini memori saya sudah terhapus)
  10. Friend lost: 2 (waktu di Panggung Gembira, meninggal karena kesetrum & di Darul Ma'rifat, kecelakaan mobil. Sorry I miss your names, may God forgives your sins).

Freaks:

  1. Katanya di GBS itu ada hantunya, bahkan ada cerita lucu di mana adamanager yang diusilin. Katanya hantu cewek dan ngajak begituan lagi, tapi sayangnya belum pernah ketemu sih.
  2. Kelas V dan VI itu tidurnya kan diemperan rayon, cuma beralaskan tiker, jaket tebal, sarung dan tumpukan buku sebagai bantal. kasihan juga kalau pagi-pagi pada kedinginan. apalagi kalau musim kemarau, terlebih yang tidur di masjid.
  3. rekor santri yang di keluarkan secara tidak terhormat selama saya mondok adalah 12 orang secara bersamaan. Diumumkan di masjid dengan pengamanan ketat: bag. Keamanan Pusat, Bag. Bahasa Pusat, Ustadz "kolong Masjid". Tuduhannya: Nonton di Bioskop!!(Apa? saya tidak salah ketik kok. Kalau sekarang rasanya rada aneh ya. Tapi, trust me, pada masa itu, hal-hal demikian merupakan dosa besar loh)
  4. Prom night di Gontor tuh ada dua. Kelas V namanya Drama Arena, Kelas VI Panggung Gembira. Dua-duanya heboh. Persiapan sekitar 3 bulan, dekorasi maksimal, panggung setinggi 1 meter lebar 30 meter, sound lengkap, kursi untuk seluruh santri ~1800an, para ustadz 30an, undangan 50an. Acara mulai setelah Isya sampai jam 12.00 malam. Isi acaranya beragam, mulai band tunggal, pantomim, puisi, volk song, penampilan dari setiap daerah, dan ***, agak lupa nih. yang pasti bukan prom night seperti di SMU, karena dilakukan pertengahan semester dan dilakukan oleh anggota kelas V dan VI.
  5. Perlombaan paling akbar yang menguras tenaga selama 2 bulan lebih: Lomba Volk Song dan Drama (lupa namanya, dan pake bahasa asing lagi). Ini perlombaan antar rayon, banyak perang mulut, sorak-sorai dan olok-olokan. Kalau menang itu serasa di surga, mengangkat piala tinggi-tinggi, sambil berkeliling gedung pertemuan dan bangga memajangnya di depan rayon. Terlebih waktu hari jumat setelah lari pagi.
  6. Tawuran sih tidak ada di Gontor, dan itu juga termasuk dosa besar, jadi tidak ada yang berani melakukannya. Cuma, pada hari Kamis sewaktu Pramuka, momen yang paling ditunggu-tunggu ya itu.. Banyak orang gila sih, apalagi yang jadi pentolan di grup Pramuka masing-masing (apa yah namanya lupa juga) Berlarian mengusung bendera kelompoknya, lomba teriak sampai kering, adu badan, dan tidak akan selesai sampai Bag. Keamanan Pusat ikut campur. (Lucunya juga kadang-kadang Bag. Keamanan Pusat itu malah berantem dengan Bag. Pramuka Pusat, kalau begini yang turun tangan yang Ustadz kolong masjid).
  7. Kenaikan kelas V ke kelas VI itu punya tradisi potong rambut, (di Gontor tukang cukur paling ada 4 orang, dan sepertinya selalu laris, meski gayanya jadul bangat, dan hanya 2000 perak) dan tinggal di pondok "mukim" selama Ramadhan dan Syawwal, tidak pulang ke rumah.
  8. Interaksi biasa menggunakan 2 bahasa resmi: Arab & Inggris. Bicara Bahasa Indonesia, kecuali dalam pelajaran yang menggunakan bahasa tersebut, masuk mahkamah bahasa. Bila berbahasa daerah, lebih parah lagi, bisa dibotak. Cuma, rata-rata kemampuan berbahasa sehari-hari tidak bagus.Maka bahasa yang pertama kali harus dipelajari ya bahasa tarzan, habis itu bahasa Arab ala Gontor (percaya deh, orang Arab saja pasti gak bakalan ngerti kalau santri Gontor sudah bicara demikian).
  9. Gontor itu tidak punya lambang, tapi punya bendera (kalau gak salah merah, hijau, putih).
  10. Ujian di Gontor itu paling murni (nih yang saya respek banget) kalau dapat 2 ya ditulis 2 juga di raport. Sangat ketat, tidak boleh contek (nih juga dosa besar, ketahuan bisa dikeluarkan). Pake kertas buram dan lemnya dari sagu (yang lucu, setelah ujian pada berebutan lem, dari sagu sih, tinggal kasih gula sedikit, dan dimakan deh. Lumayan, hemat-hemat uang jajan).

Yah, itulah sekelumit pengalaman selama 5 tahun + 1 tahun pengabdian. Kalau ada yang mau tambahin masukin saja ke Comment. See you Pondok!


Powered by ScribeFire.

Delicious Pecel in Friday Morning, Hmmmm

Belum sempat posting untuk blog marhalah tercinta ini... tapi mhmmm..... topik tentang keledzatan pecel fii matbah 'aam yang dihidangkan tiap jum'at pagi kayaknya enak tuk dibahas (oh yaa, besok khan hari Jum'at... thobur yuukkkk!). in memoriam with Hamdan, adi Julianto dll. Ber KKN ria dengan lukman kopda dkk, sehingga dapat jatah dobel tuk disantap bersama-sama (alias tajammu') di Laundry dan Art Gallery, atau terkadang dibawa pulang ke Bakes disantap bareng Ujang, Gunawan Mata Dewa, Hendra Sakti n kadang orang VOD juga nimbrung; Humaidi, Ritong tong dll. Hmmmm masa indah yang tak terlupakan!

  © Blogger template 'Fly Away' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP